Seseorang dengan sangat angkuh dan gagahnya menyebutkan namanya juga golongan atau ormasnya, yang kemudian dengan lentang berbicara layaknya seorang malaikat kepada media yang sedang meliput sidang vonis untuk terdakwa kasus asusila Nazril Irham atau yang sering disapa Ariel. Orang yang terlihat berwawasan dan berpendidikan itu ternyata tidak seperti yang saya kira, bagaimana bisa dia berbicara bahwa seorang terdakwa asusila itu adalah PERUSAK MORAL BANGSA?
Saya yang kebetulan menyaksikan melalui acara televisi itu bingung bahkan geli dengan apa yang diucapkan orang tersebut. Terus terang sampai saat menulis ini saya masih belum mengerti apa yang disebutnya sebagai perusak moral bangsa. Ya, bangsa ini adalah bangsa besar, lalu apakah hanya dengan seorang yang berbuat tidak wajar akan merusak bangsa yang besar ini? Apakah dengan adanya beberapa video yang sempat beredar belakangan ini moral bangsa kita akan hancur? Kalau begitu Cemen sekali bangsa kita ini.
Menurut saya moral itu ada pada diri pribadi masing-masing, sebagai manusia kita diberi akal pikiran layaknya sebuah filter agar kita bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Kita juga masih mempunyai hati nurani sebagai proteksi diri kita masing-masing. Kita juga dibekali tenaga dan kekuatan untuk menjauh dari apa yang tidak dibenarkan oleh aturan dan kepatutan. Jadi, mewnurut saya menganggap seseorang sebagai perusak moral itu adalah suatu tindakan dangkal.
Terlepas dari semua itu, saya hanya menyayangkan dengan apa yang terjadi beberapa bulan belakangan ini. Seluruh energi orang-orang berwawasan yang saya anggap tenaga dan pikirannya sangat berguna bagi orang lainnya itu ternyata terbuang sia-sia didepan gedung pengadilan, hanya karena memikirkan (yang mereka anggap mengawal) suatu kasus video mesum saja?
Saya juga sangat menyayangkan dengan arogansi para demonstran yang terkesan menghakimi, menuding orang yang tidak sepaham dengan golongan mereka adalah pantas berada di neraka. Apakah mereka mereka sudah terlalu yakin akan masuk surga? atau bahkan mereka sudah mendapatkan tiket kelas utama yang ber-label surga? Sehingga berhak mengancam hak hidup orang yang berada diluar zona mereka?
Ini negara hukum, biarkan hukum yang berbicara. Begitu juga dengan dosa, bagi para pendosa masih ada hari esok untuk meminta ampunan, karena saya yakin Tuhan itu bukanlah pendendam. Lalu setelah itu biarkan Tuhan juga yang menilai apakah seseorang pantas berada disisiNya atau tidak. Dan perlu diingat, Tuhan tidak bisa di demo sekalipun massa dari ormas atau golongan kalian tak terhingga jumlahnya. Peace :)